Menulis huruf/aksara lampung pada singkatan / Akronim
Huruf / aksara lampung yang di gunakan untuk menuliskan singkatan / akronim berdasarkan ucapan :
Misalnya : DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
DPR di ucapkan de-pe-er, maka tulisanya de pe aeR
MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat)
di ucapkan em-pe-er- maka tulisanya ae m/ pe aeR
Demikian halnya pada :
SMP di ucapkan es-em-pe, tulisanya aes/ aem/ pe
BRI di ucap be-er-i, tulisanya be aeR ai
Demikian pula pada singkatan yang berbentuk Akronim, seperti :
Siskamling (di ucapkan sis-kam-ling) tulisanya sis/km/liX
Simpedes (di ucapkan sim-pe-des) tulisanya sim/ pEdes/
Poleksosbud (di ucapkan polek-sos-bud) tulisanya polek/sos/bud/
Menulis huruf aksara lampung pada konsonan luncuran. Di belakang vokal i , bila diberi vokal lain maka terjadilah bunyi konsonan Y (ye), karena prinsip menuliskan huruf lampung berdasarkan ucapanya, maka konsonan luncuran Y(ye) itu harus dituliskan
misalnya :
Dian diucapkan diyan tulisanya = diyA
Pion diucapkan piyon tulisanya = piyoA
Biung diucapkan biyung tulisanya= biyuX
Dieng diucapkan diyen tulisanya= diyeX
Demikian pula di belakang vokal e (nyaring) bila diberi vokal lain, terjadi konsonan luncuran Y (ye) yang harusdiucapkan dituliskan misalnya :
Meong di ucapkan meyong tulisanya meyoX
Di belakang u bila diberi vokal lain, terjadi konsonan luncuran W(wei) maka konsonan luncuran ituharus dituliskan misalnya :
Keuangan diucapka ke-uwangan di tulis = kEauwGA
Kuitansi diucapkan kuwitansi ditulis = kuwitAsi
Kouta diucapkan kuwota ditulis = kuwot
Kue diucapkan kuwe ditulis = kuwe
Selain konsonan luncuran terdapat bunyi vokal luncuran yang disebut juga “swarabhakti” e(=lemah), yang berada diantara 2(dua) konsonan berdampingan
Contoh:
Ketrampilan diucapkan keterampilan ditulis kEtErm/pilA
Propinsi diucapkan peropinsi ditulis pEropiAsi
Transmigrasi diucapkan teransemigerasi ditulis tErAsEmigErsi , dll.
Comments
Post a Comment